Kamis, 23 April 2015

Artikel 6 Tentang Konsep Carl Rogers




Konsep Carl Rogers
  1. Konsep Utama Person Centered Therapy
1.      Pandangan tentang sifat manusia
Pandangan person centered tentang sifat manusia menolak konsep tentang kecenderungan negative dasar. Rogers memandang manusia terisolasi dan bergerak ke muka, berjuang untuk berfungsi penuh, serta memiliki kebaikan yang positif pada intinya yang terdalam. Model person centered menolak konsep yang emmandang terapis sebagai otoritaws yang mengetahui yang terbaik dan memandang klien sebagai manusia pasif yang hanya mengikuti perintah-perintah terapis.. Terapi person centered lebih menitik beratkan pada kesanggupan klien untuk sadar dan membuat keputusan.
  1. Proses Terapeutik
1.      Tujuan Terapeutik
Menciptakan iklim yang kondusif bagi usaha memebantu klien untuk menjadi seorang pribadi yang berfungsi penuh. Menurut Rogers (1961) menguraikan ciri orang yang bergerak ke arah menjadi bertambah teraktualkan , dimana ciri tersebut menajdi dasar tujuan person centered :
·      Keterbukaan pada pengalaman
·      Kepercayaan terhadap organisme sendiri
·      Tempat evaluasi internal
·      Kesediaan untuk menjadi suatu proses
  1. Fungsi Dan Peran Terapis
Fungsi terapis adalah membangun hubungan yang membantu di mana klien akan mengalami kebebasan yang diperlukan untuk mengeksplorasi area hidupnya yang sekarang diingkari atau didiastorsi, atau dengan kata lain terapis sebagai penunjang pertumbuhan pribadi kliennya dengan jalan membantu kliennya dalam menemukan kesanggupan untuk memecahkan masalah. Terapis menghahadapi klien dengan jalan memasuki dunianya alih-alih menurut kategori diagnostic yang telah dipersiapkan.
  1. Teknik dan Prosedur Terapeutik
Dalam kerangka person centered, “teknik-teknik”-nya adalah pengungkapan dan pengomunikisaan penerimaan, mengembangkan kerangka acuan internal dalam memikirkan, merasakan, dan memgeksplorasi.
Menurut pandangan pendekatan person centerd, penggunaan teknik sebagai muslihat terapis akan mendepersonalisasi hubungan terapis klien. Teknik-teknik harus menjadi suatu pengungkapan yang jujur dari terapis, dan tidak bisa digunakan secara sadar diri sebab terapis tidak akan menjadi sejati.



Referensi :
Corey, G. (2007). Teori dan praktek konseling dan psikoterapi. Bandung: Refika Aditama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar