Kamis, 23 April 2015

Artikel 1 Terapi Psikoanalisis

Terapi Psikoanalisis
Psikoanalisis adalah model perkembangan kepribadian,filsafat kepribadian manusia, dan metode psikotrapi.
Sumbangan utama dari teori dan praktek psikoanalisis :
1)      Kehidupan mental individu menjadi bisa dipahami dan pemahaman terhadap sifat manusia bisa diterapkan pada peredaran penderitaan maunusia.
2)      Tingkah laku diketahuisering ditentukan oleh factor tidak sadar.
3)      Perkembangan padda masa dini kanak-kanak memiliki pengaruh yang kuat ketika dewasa.
4)      Teori psikoanalitik menyediakan kerangka kerja yang berharga untuk memahami cara yang digunakan individu dalam mengatasi kecemasan dengan mengandaikan adnaya mekanisme yang bekerja untuk menghindari luapan kecemasan.
5)      Pendekatan psikoanalitik telah memberikan cara mencari keterangan dari ketaksadaran melalui analisis mimpi, resistensi, dan transferensi.
Struktur Kepribadian
·      Id
Id adalah komponen biologis, system kepribadian yang orisinil; kepribadian setiap orang hanya terdiri dari id ketika dilahirkan. Id bersifat tidak logis, amoral, dan di dorong oleh suatu kepentingan.
·      Ego
Ego adalah komponen psikologis, eksekutif dari kepribadian yang memerintah, mengendalikan, dan mengatur. Ego memiliki kontak dengan dunia eksternal dari kenyataan. Tugas utama ego adalah memperantarai naluri dengan lingkungan sekitar. Ego mengendalikan kesadaran dan melaksanakan sensor, dengan diatur oleh asas kenyataan, ego berlaku realistis dannberfikir logis serta merumuskan rencan-renacana tindakan bagi pemuasaan kebutuhan.
·      Superego
Superego adalah komponen sosial yakni cabang moral atau hukum dari kepribadian. Superego memiliki tugas utama yaitu menilai apakah suatu tindakan baik atau buruk, pantas atau tidak pantas untuk dilakukan, benar atau salah. Superego mempreesentasikan nilai-nilai tradisional dan ideal-ideal masyarakat yang diajarkan oleh orang tua pada anaknya.

Mekanisme Pertahanan Ego
Mekanisme pertahanan ego membantu individu mengatsi kecemasan dan mencegah terlukanya ego. Mekanisme pertahanan ego tidak selalu patologis dan bisa memiliki nilai penyesuaian jika tidak menjadi suatu gaya hidup.
Beberapa bentuk mekanisme pertahanan ego :
·      Penyangkalan
Yaitu pertahanan melawan kecemasan dengan  “menutup mata” terhadap keberadaan kenyataan yang mengancam.
·      Proyeksi
Yaitu mengalamatkan sifat-sifat tertentu yang tidak bisa diterima oleh ego orang lain.
·      Fiksasi
     Yaitu menjadi “terpaku” pada tahap perkembangan yangb lebih awal .
·      Regresi
     Yaitu melangkah mundur ke fase perkembangan yang lebih awal yang tuntutannya tiak
     terlalu besar.
·      Rasionalisasi
    Yaitu menciptakan alas an yang “baik” untuk menghindari ego dari cedera.
·      Sublimasi
     Yaitu memggunakan jalan keluar yang lebih tinggi atau yang secara social lebih dapat
     diterima bagi dorongan-dorongannya.
·      Displacment
     Yaitu mengarahkan energi kepada objek lain bila objek yang sesunggunya tidak dapat
     dijangkau.
·      Represi
Yaitu melupakan isi kesadaran yang traumatis atau bisa membangkitkan kecemasan.
·      Formasi reaksi
    Yaitu melakukan tindakan yang berlawanan dengan hasrat tak sadar.

Hubungan klien dengan terapis
Hubungan klienn dengan analis dikonseptualisasikan dalam proses transferensi yang menjadi inti pendekatan psikoanalitik. Transferensi mendorong kllien untuk mengalamatkan pada analis “urusan yang tak selesai”, yang terdapat dalam hubungan klien di masa lalu dengan orang  yang berpengaruh.



Referensi

Corey, G. (2007). Teori dan praktek konseling dan psikoterapi. Bandung: Refika Aditama

Artikel 2 Terapi Eksistensial Humanistik

Terapi eksistensial humanistik
Psikologi eksistensial-humanistik berfokus pada kondisi manusia. Pendekatan ini adalah suatu sikap yang menekankan pada pemahaman atas manusia alih-alih suatu sisitem teknik yang digunakan untuk mempengaruhi klien. Pendekatan eksisitensial-humanistik merupakan pendekatan yang mencakup terapi yang berlainan dan kesemuanya berladaskan konsep dan asumsi tentang manusia.
·      Kesadaran diri
Manusia memiliki kesanggupan untuk menyadari dirinya sendiri, suatu kesanggupan yang unik dan nyata sehingga memungkinkan manusia mampu berpikir dan memutuskan.
·      Kebebasan, tanggung jawab, dan kecemasan
Kesadaran atas kebebasan dan tanggung jawab bisa menimbulkan kecemasan yang menjadi atribut dasar pada manusia.
·      Penciptaan makna
Kegagalan dalam menciptakan hubungan yang bermakna bisa menimbulkan kondisi-kondisi isolasi, depersonalisasi, alineasi, keterasingan, dan kesepian. Manusia juga berusaha untuk mengaktualkan diri, yaitu mengungkapkan potensi-potensi manusiawinya.
Hubungan klien dengan terapis
Hubungan terapeutik sangat penting bagi terapis eksistensial. Penekanan diletakkan pada pertemuan antarmanusia dan perjalanan bersama alih-alih pada teknik yangb mempengaruhi klien. Sidney Jourard (1971) menganjurkann agar terapis, melalui tingkah lakunya yang otentik dan terbuka, mengajak klien pada keotentikan.
Tujuan Terapeutik
Menciptakan iklim yang kondusif bagi usaha memebantu klien untuk menjadi seorang pribadi yang berfungsi penuh. Menurut Rogers (1961) menguraikan ciri orang yang bergerak ke arah menjadi bertambah teraktualkan , dimana ciri tersebut menajdi dasar tujuan person centered :
·      Keterbukaan pada pengalaman
·      Kepercayaan terhadap organisme sendiri
·      Tempat evaluasi internal
·      Kesediaan untuk menjadi suatu proses


Referensi

Corey, G. (2007). Teori dan praktek konseling dan psikoterapi. Bandung: Refika Aditama

Artikel 3 Person Centered Therapy (Rogers)

 Person Centered Therapy (Rogers)
Rogers mengembangkan terapi person centered sebagai reaksi terhadap apa yang disebutnya keterbatasan mendasar dari psikoanalisis. Pada hakikatnya, pendekatan person centered adalah cabang khusus dari terapi humanistic yang menggarisbawahi tindakan mengalami klien berikut dunia subjektif dan fenomenalnya. Pandangan person centered tentang sifat manusia menolak konsep tentang kecenderungan negatif dasar. Model person centered menolak konsep yang memandang terapis sebagai otoritas yang mengetahui yang terbaik dan yang memandang klien sebagai manusia pasif yang hanya mengikuti perintah terapis
1.   Ciri-Ciri Pendekatan Person Centered
Rogers (1974) menjabarkan ciri yang membedakan pendekatan person centered dibandingkan dengan pendekatan lain :
·   Person centered difokuskan pada tanggung jawab dan kesanggupan klien untuk
menemukan cara menghadapi kenyataan secara lebih penuh.
·   Person centered menekankan dunia fenomenal klien.
Prinsip terapi person centered diterapkan pada individu yang fungsi psikologisnya berada pada taraf yang relative normal maupun pada individu yang derajarat penyimpangan psikologisnya lebih besar.
2.   Hubungan Terapis dan Klien
Rogers (1961) merangkum hipotesis dasar terapi person centered “Jika saya bisa menyajikan suatu tipe hubungan, maka orang lain akan menentukan dalam dirinya sendiri kesanggupan menggunakan hubungan itu untuk pertumbuhan dan perubahan, sehingga perkembangan pribadi pun akan terjadi”.
Menurut Rogers (1967), terdapat keenam kondisi yang diperlukan dan memadai bagi pengubahan perilaku :
·      Dua orang berada dalam hubungan psikologis.
·      Orang pertama, yang akan kita sebut klien ada dalam keadaan tidak selaras, peka, dan
cemas.
·      Orang kedua, yang akan kita sebut terapis ada dalam keadaan selaras atau terintegrasi dalam berhubungan.
·      Terapis merasakan perhatian positif tak bersyarat  terhadap klien.
·      Terapis merasakan pengertian yang empatik terhadap kerangka acuaninternal klien dan berusaha mengkomunikasikan perasaannya ini kepada klien.
·      Komunikasi pengertian empatik dan rasa hormat yang positif tak bersyarat dari terapis kepada klien setidaknya dapat dicapai.
Ada tiga ciri atau sikap pribadi terapis yang membentuk bagian tengah hubungan terapeutik :
·      Keselarasan dan kesejatian.
·      Perhatian positif tak bersyarat.
·      Pengertian empatik yang akurat.
3.   Sumbangan Pendekatan Person Centered
     Pendekatan person centered dengan berbagai cara memberikan sumbangan kepada situasi konseling
     individual maupun kelompok:
·      Pendekatan person centered memberikan landasan humanistic bagi usaha memahami dunia subjektif klien.
·      Pendekatan person centered memberikan peluang yang jarang kepada klien untuk sungguh-sungguh didengar dan mendengar
·      Pendekatan person centered menyajikan kepada klien umpan balik langsung dan khas dari apa yang bari dikomunkasikannya.
Menurut Rogrs (1961) pendekatan person centered memiliki implikasi bagi psikoterapi, pelatihan para petugas kesehatan mental, kehidupan keluarga, dan bagi segenap hubungan interpersonal.
4.   Keterbatasan Terapi Person Centered
·      Sejumlah praktisi menyalahtafsirkan atau menyederhanakan sikap sentral dari posisi person centered. Tidak semua konselor bisa mempraktekan terapi person centered, karena banyak konselor yang tidak mempercayai filsafat yang melandasinya.
·      Adanya jalan yang menyebabkan sejumlah praktisi menjadi terlalu terpusat pada klien sehingga praktisi kehilangan rasa sebagai pribadi yang unik.



Referensi

Corey, G. (2007). Teori dan praktek konseling dan psikoterapi. Bandung: Refika Aditama

Artikel 4 Konsep Dasar Teori Psikoanalisis

Konsep dasar teori psikoanalisis
Psikoanalisis adalah sebuah model perkembangan kepribadian, filsafat tentang sifat manusia, dan metode psikoterapi.
Adapun Konsep Utama dalam Psikoanalisa :
1.   Struktur Kepribadian
·      Id
Id adalah komponen biologis, system kepribadian yang orisinil; kepribadian setiap orang hanya terdiri dari id ketika dilahirkan. Id bersifat tidak logis, amoral, dan di dorong oleh suatu kepentingan.
·      Ego
Ego adalah komponen psikologis, eksekutif dari kepribadian yang memerintah, mengendalikan, dan mengatur. Ego memiliki kontak dengan dunia eksternal dari kenyataan. Tugas utama ego adalah memperantarai naluri dengan lingkungan sekitar. Ego mengendalikan kesadaran dan melaksanakan sensor, dengan diatur oleh asas kenyataan, ego berlaku realistis dannberfikir logis serta merumuskan rencan-renacana tindakan bagi pemuasaan kebutuhan.
·      Superego
Superego adalah cabang moral atau hokum dari kepribadian. Superego memiliki tugas utama yaitu menilai apakah suatu tindakan baik atau buruk, pantas atau tidak pantas untuk dilakukan, benar atau salah. Superego mempreesentasikan nilai-nilai tradisional dan ideal-ideal masyarakat yang diajarkan oleh orang tua pada anaknya.

2.   Pandangan tentang sifat manusia
Pandangan Freudian tentang sifat manusia pada dasarnya pesimistik, deterministic, mekanistik, dan reduksionistik. Menurut Freud, manusia dideterminasi oleh kekuatan irasional, motivasi-motivasi tidak sadar, kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan biologis dan naluriah, dan peristiwa-peristiwa psikoseksual yang terjadi selama lima tahun pertama dari kehidupan.

3.   Kesadaran dan ketidaksadaran
Ketidaksadaran dipelajari melalui tingkah laku, pembuktian secara klinis guna membuktikan konsep ketidaksadaran yang mencakup mimpi-mimpi, salah ucap atau lupa, sugesti-sugesti pascahipnotik, bahan-bahan yang bersal dari teknik asosiasi bebas, dan bahan yang berasal dari teknik proyektif.
Bagi Freud, kesadaran merupakan bagian terkecil dari keseluruhan jiwa. Seperti gunung es yang mengapung dimana bagian terbesarnya berada di bawah permukaan air, bagian jiwa yang terbesar berada di bawah permukaan kesadaran.
Sasaran terapi psikoanalitik adalah membuat motif tak sadar menjadi disadari, sebab hanya ketika menyadari motifnya individu bisa melakasanakan pilihan.

4.   Kecemasan
Kecemasan adalah suatu keadaan tegang yang memotivasi individu untuk berbuat sesuatu. Kecemasan ada tiga, yaitu
·      Kecemasan realisits : ketakutan terhadap bahaya dari dunia eksternal, dan taraf kecemasannya sesuai dengan derajat ancaman yang ada.
·      Kecemasan neurotic : ketakutan terhadap tidak terkendalinya naluri-naluri yang menyebabkan individu melakukan suatu tindakan yang bisa melanggar hukum.
·      Kecemasan moral : ketakutan terhadap hati nurani sendiri

5.   Mekanisme Pertahanan Ego
Mekanisme pertahanan ego membantu individu mengatsi kecemasan dan mencegah terlukanya ego. Mekanisme pertahanan ego tidak selalu patologis dan bisa memiliki nilai penyesuaian jika tidak menjadi suatu gaya hidup.
Beberapa bentuk mekanisme pertahanan ego :
·      Penyangkalan
Yaitu pertahanan melawan kecemasan dengan  “menutup mata” terhadap keberadaan kenyataan yang mengancam.
·      Proyeksi
Yaitu mengalamatkan sifat-sifat tertentu yang tidak bisa diterima oleh ego orang lain.
·      Fiksasi
    Yaitu menjadi “terpaku” pada tahap perkembangan yangb lebih awal .
·      Regresi
     Yaitu melangkah mundur ke fase perkembangan yang lebih awal yang tuntutannya tiak
     terlalu besar.
·      Rasionalisasi
    Yaitu menciptakan alas an yang “baik” untuk menghindari ego dari cedera.
·      Sublimasi
     Yaitu memggunakan jalan keluar yang lebih tinggi atau yang secara social lebih dapat
     diterima bagi dorongan-dorongannya.
·      Displacment
     Yaitu mengarahkan energi kepada objek lain bila objek yang sesunggunya tidak dapat
     dijangkau.
·      Represi
Yaitu melupakan isi kesadaran yang traumatis atau bisa membangkitkan kecemasan.
·      Formasi reaksi
     Yaitu melakukan tindakan yang berlawanan dengan hasrat tak sadar.

6.   Perkembangan Kepribadian
·                     Pentingnya perkembangan awal
1.      Tahun pertama kehiidupan : Fase oral
Zone erogen yang peka pada fase oral adalah mulut dan bibir. Pada fase oral, rasa percaya seperti percaya pada orang lain, dunia, dan diri sendiri dinilai penting. Sebab anak-anak yang menaglami kegagalan pada fase oral, anak tersebut akan tumbuh menjadi pribadi yang penakut, tidak aman, haus akan perhatian, iri, agresif, benci, dan kesepian.

2.      Usia satu sampai tiga tahun : Fase anal
Tugas yang harus diselesaikan pada fase anal adalah belajar mandiri, memiliki kekuatan pribadi dan otonom, serta beljar bagimana mengakui dan menangani perasaan negative. Selama fase anal, anka diapastikan mengalami perasaan negative seperti benci, marag, agresif
3.      Usia tiga samapai lima tahun : Fase falik
Selama masa falik, aktivitas seksual menjadi klebih intens dan perhatian dipusatkan pada alat kelamin.
B. Proses Terapeutik
Tujuan Terapeutik adalah membentuk kembali struktur karakter individu dengan jalan membuat kesadaran yang tak disadari di dalam diri klien. Proses terapeutik difokuskan pada upaya mengalami kembali pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak.
Fungsi dan Peran Terapis
       Karakteristik psikoanalisis adalah terapis atau analis membiarkan dirinya anonym serta hanya
     berbagi sedikit perasaan dan pengalaman sehingga klien memproyeksikan dirinya kepada
     analis. Analis berurusan dalam membantu klien mencapai kesadaran diri, kejujuran,
     keefektifan dalam melakukan hubungan personal.
      Selama terapi , klien sebagian besar berbicara akan masalah yang dialaminya sedangkan
    analis menjadi pendengar dan berusaha untuk mengetahui kapan seorang analis harus
    membuat penafsiran yang layak untuk mempercepat proses penyingkapan hal-hal yang tidak
    disadari.
C. Teknik Dasar Terapi Psikoanalitik
     1. Asosiasi Bebas
         Asosiasi bebas adalah suatu metode pemanggilan kembali pengalaman masa lalu dan pelepasan
         emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi traumatic di masa lampau, yang dikenal dengan
         sebutan katarsis. Dalam terapi asosiasi bebas biasnaya klien berbaring di atas balai-balai sementara  
         analis duduk di belakang sehingga mengalihkan perhatian klien.
2. Penafsiran
     Penafsiran adalah prosedur dasar dalam menganalisis asosiasi bebas, mimpi-mimpi,
       
resistensi- resistensi, dan transfarensi-transfarensi. Fungsi penafsiran adalah mendorong ego
      
untuk mengasimilasibahan baru dan mempercepat proses penyingkapan bahan tak sadar
     
lebih lanjut.
3. Analisis mimpi
Analisis mimpi adalah prosedur yang penting untuk menyingkap bahan yang tak disadari dan memberikan pemahaman kepada klien atas beberapa area masalah yang tidak terselesaikan. Mimpi-mimpi memiliki dua taraf isi, yaitu isi laten (motif yang disamarkan, tersembunyi, simbolik, dan tak disadari) dan isi manifest (impian sebagaimana yang tampil pada si pemimpi).
4.Analisis dan penafsiran resistensi
Resistensi, sebuah konsep yang fundamental dalam praktek terapi psikoanalitik adalah sesuatu yang melawan kelangsungan terapi dan mencegah klien mengemukakan bahan yang tak disadari.
5.Analisis dan penafsiran transferensi
Analisis transferensi adalah teknik yang utama dalam psikoanalisis, sebab mendorong klien untuk menghidupkan kembali masa lampaunya dalam terapi. Penafsiran transfarensi memungkinkan klien mampu memperoleh pemahaman atas sifat dari fiksasi dan derivasi serta menyajikan pemahaman tentang pengaruh masa lampau terhadap kehidupannya sekarang.
Referensi
Corey, G. (2007). Teori dan praktek konseling dan psikoterapi. Bandung: Refika Aditama


Artikel 5 Konsep Dasar Teori dari Pandangan Humanistic

Konsep dasar teori dari pandangan humanistic
  1. Konsep Utama Humanistik
Pendekatan eksistensial-humanistik merupakan suatu pendekatan yang mencakup terapi-terapi
               yang berlainan yang kesemuanya berlandaskan konsep dan asumsi tentang manusia.
·         Kesadaran diri
Manusia memiliki kesanggupan untuk menyadari dirinya sendiri, suatu kesanggupan yang unik dan nyata sehingga memungkinkan manusia mampu berpikir dan memutuskan.
·         Kebebasan, tanggung jawab, dan kecemasan
Kesadaran atas kebebasan dan tanggung jawab bisa menimbulkan kecemasan yang menjadi atribut dasar pada manusia.
·         Penciptaan makna
Kegagalan dalam menciptakan hubungan yang bermakna bisa menimbulkan kondisi-kondisi isolasi, depersonalisasi, alineasi, keterasingan, dan kesepian. Manusia juga berusaha untuk mengaktualkan diri, yaitu mengungkapkan potensi-potensi manusiawinya.
  1. Proses-Proses Terapeutik
·         Tujuan Terapeutik
1.      Agar klien mengalami keberadaanya secara otentik dengan menjadi sadar atas keberadaan dan potensi serta sadar bahwa klien tersebut dapat membuka diri dan bertindak berdasarkan kemampuannya.
2.      Meluaskan kesadaran klien, dan karenanya meningkatkan kesanggupan pilihannya, yaitu menjadi bebas dan bertanggung jawaab atas arah hidupnya.
3.      Membantu klien agar menghadapi kecemasan sehubungan dengan tindakan memilih diri, dan menerima kenyataan bahwa dirinya lebih dari sekadar korban kekuatan deterministic di luar dirinya.
  1. Fungsi dan Peran Terapis
·         Tugas utama terapis adalah berusaha memahami klien sebagai ada dalam dunia. Teknik yang digunakan mengu]ikuti alih-alih mendahului pemahaman.
·         Buhlen dan Allen (1972) sepakat bahwa psikoterapi difokuskan pada pendekatan terhadap hubungan manusiaalih-alih system teknik. Menurut Buhlen dan Allen, para ahli psikologi humanistic memiliki orientasi bersama yang mencakup :
1)      Mengakui pentingnya pendekatan pribadi.
2)      Menyadari pran dari tanggung jawab terapis.
3)      Mengakui sifat timbal balik dari hubungan terapeutik.
4)      Berorientasi pada pertumbuhan.
5)      Menekankan keharusan terapis terlibat dengan klien sebagai suatu pribadi yang menyeluruh.
6)      Mengakui bahwa keputusan dan pilihan akhir ada pada klien.
7)      Memandang terapis sebagai model
8)      Mengakui kebebasan klien untuk mengungkapkan pandangan dan untuk mengembangkan tujuan dan nilainya sendiri.
9)      Bekerja ke arah mengurangi kebergantungan klien serta meningkatkan kebebasan klien.
·         Menurut May (1961) tugas terapis diantarnya membantu klien agar menyadari keberadaannya daam dunia: “Ini adalah saat ketika pasien melihat dirinya sebagai orang yang terancam, yang hadir di dunia yang mengancam dan sebagai subjek yang memiliki dunia”

·         Menurut Frankl (1959) peran terapis ialah sebagai “spesialis mata daripada sebagai pelukis”, yang bertugas “memperluas dan memperlebar visual pasien sehingga spectrum keseluruhan dari makna dan nilai-nilai menjadi disadari dan dapat diamati oleh pasien”.



Referensi
Corey, G. (2007). Teori dan praktek konseling dan psikoterapi. Bandung: Refika Aditama