Kamis, 23 April 2015

Artikel 2 Terapi Eksistensial Humanistik

Terapi eksistensial humanistik
Psikologi eksistensial-humanistik berfokus pada kondisi manusia. Pendekatan ini adalah suatu sikap yang menekankan pada pemahaman atas manusia alih-alih suatu sisitem teknik yang digunakan untuk mempengaruhi klien. Pendekatan eksisitensial-humanistik merupakan pendekatan yang mencakup terapi yang berlainan dan kesemuanya berladaskan konsep dan asumsi tentang manusia.
·      Kesadaran diri
Manusia memiliki kesanggupan untuk menyadari dirinya sendiri, suatu kesanggupan yang unik dan nyata sehingga memungkinkan manusia mampu berpikir dan memutuskan.
·      Kebebasan, tanggung jawab, dan kecemasan
Kesadaran atas kebebasan dan tanggung jawab bisa menimbulkan kecemasan yang menjadi atribut dasar pada manusia.
·      Penciptaan makna
Kegagalan dalam menciptakan hubungan yang bermakna bisa menimbulkan kondisi-kondisi isolasi, depersonalisasi, alineasi, keterasingan, dan kesepian. Manusia juga berusaha untuk mengaktualkan diri, yaitu mengungkapkan potensi-potensi manusiawinya.
Hubungan klien dengan terapis
Hubungan terapeutik sangat penting bagi terapis eksistensial. Penekanan diletakkan pada pertemuan antarmanusia dan perjalanan bersama alih-alih pada teknik yangb mempengaruhi klien. Sidney Jourard (1971) menganjurkann agar terapis, melalui tingkah lakunya yang otentik dan terbuka, mengajak klien pada keotentikan.
Tujuan Terapeutik
Menciptakan iklim yang kondusif bagi usaha memebantu klien untuk menjadi seorang pribadi yang berfungsi penuh. Menurut Rogers (1961) menguraikan ciri orang yang bergerak ke arah menjadi bertambah teraktualkan , dimana ciri tersebut menajdi dasar tujuan person centered :
·      Keterbukaan pada pengalaman
·      Kepercayaan terhadap organisme sendiri
·      Tempat evaluasi internal
·      Kesediaan untuk menjadi suatu proses


Referensi

Corey, G. (2007). Teori dan praktek konseling dan psikoterapi. Bandung: Refika Aditama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar