Terapi eksistensial humanistik
Psikologi
eksistensial-humanistik berfokus pada kondisi manusia. Pendekatan ini adalah
suatu sikap yang menekankan pada pemahaman atas manusia alih-alih suatu sisitem
teknik yang digunakan untuk mempengaruhi klien. Pendekatan eksisitensial-humanistik
merupakan pendekatan yang mencakup terapi yang berlainan dan kesemuanya
berladaskan konsep dan asumsi tentang manusia.
· Kesadaran
diri
Manusia
memiliki kesanggupan untuk menyadari dirinya sendiri, suatu kesanggupan yang
unik dan nyata sehingga memungkinkan manusia mampu berpikir dan memutuskan.
· Kebebasan,
tanggung jawab, dan kecemasan
Kesadaran
atas kebebasan dan tanggung jawab bisa menimbulkan kecemasan yang menjadi
atribut dasar pada manusia.
· Penciptaan
makna
Kegagalan
dalam menciptakan hubungan yang bermakna bisa menimbulkan kondisi-kondisi
isolasi, depersonalisasi, alineasi, keterasingan, dan kesepian. Manusia juga
berusaha untuk mengaktualkan diri, yaitu mengungkapkan potensi-potensi
manusiawinya.
Hubungan
klien dengan terapis
Hubungan
terapeutik sangat penting bagi terapis eksistensial. Penekanan diletakkan pada
pertemuan antarmanusia dan perjalanan bersama alih-alih pada teknik yangb
mempengaruhi klien. Sidney Jourard (1971) menganjurkann agar terapis, melalui
tingkah lakunya yang otentik dan terbuka, mengajak klien pada keotentikan.
Tujuan
Terapeutik
Menciptakan
iklim yang kondusif bagi usaha memebantu klien untuk menjadi seorang pribadi
yang berfungsi penuh. Menurut Rogers (1961) menguraikan ciri orang yang
bergerak ke arah menjadi bertambah teraktualkan , dimana ciri tersebut menajdi
dasar tujuan person centered :
· Keterbukaan
pada pengalaman
· Kepercayaan
terhadap organisme sendiri
· Tempat
evaluasi internal
· Kesediaan
untuk menjadi suatu proses
Referensi
Corey, G. (2007). Teori dan praktek konseling dan psikoterapi. Bandung: Refika Aditama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar