Kamis, 23 April 2015

Artikel 5 Konsep Dasar Teori dari Pandangan Humanistic

Konsep dasar teori dari pandangan humanistic
  1. Konsep Utama Humanistik
Pendekatan eksistensial-humanistik merupakan suatu pendekatan yang mencakup terapi-terapi
               yang berlainan yang kesemuanya berlandaskan konsep dan asumsi tentang manusia.
·         Kesadaran diri
Manusia memiliki kesanggupan untuk menyadari dirinya sendiri, suatu kesanggupan yang unik dan nyata sehingga memungkinkan manusia mampu berpikir dan memutuskan.
·         Kebebasan, tanggung jawab, dan kecemasan
Kesadaran atas kebebasan dan tanggung jawab bisa menimbulkan kecemasan yang menjadi atribut dasar pada manusia.
·         Penciptaan makna
Kegagalan dalam menciptakan hubungan yang bermakna bisa menimbulkan kondisi-kondisi isolasi, depersonalisasi, alineasi, keterasingan, dan kesepian. Manusia juga berusaha untuk mengaktualkan diri, yaitu mengungkapkan potensi-potensi manusiawinya.
  1. Proses-Proses Terapeutik
·         Tujuan Terapeutik
1.      Agar klien mengalami keberadaanya secara otentik dengan menjadi sadar atas keberadaan dan potensi serta sadar bahwa klien tersebut dapat membuka diri dan bertindak berdasarkan kemampuannya.
2.      Meluaskan kesadaran klien, dan karenanya meningkatkan kesanggupan pilihannya, yaitu menjadi bebas dan bertanggung jawaab atas arah hidupnya.
3.      Membantu klien agar menghadapi kecemasan sehubungan dengan tindakan memilih diri, dan menerima kenyataan bahwa dirinya lebih dari sekadar korban kekuatan deterministic di luar dirinya.
  1. Fungsi dan Peran Terapis
·         Tugas utama terapis adalah berusaha memahami klien sebagai ada dalam dunia. Teknik yang digunakan mengu]ikuti alih-alih mendahului pemahaman.
·         Buhlen dan Allen (1972) sepakat bahwa psikoterapi difokuskan pada pendekatan terhadap hubungan manusiaalih-alih system teknik. Menurut Buhlen dan Allen, para ahli psikologi humanistic memiliki orientasi bersama yang mencakup :
1)      Mengakui pentingnya pendekatan pribadi.
2)      Menyadari pran dari tanggung jawab terapis.
3)      Mengakui sifat timbal balik dari hubungan terapeutik.
4)      Berorientasi pada pertumbuhan.
5)      Menekankan keharusan terapis terlibat dengan klien sebagai suatu pribadi yang menyeluruh.
6)      Mengakui bahwa keputusan dan pilihan akhir ada pada klien.
7)      Memandang terapis sebagai model
8)      Mengakui kebebasan klien untuk mengungkapkan pandangan dan untuk mengembangkan tujuan dan nilainya sendiri.
9)      Bekerja ke arah mengurangi kebergantungan klien serta meningkatkan kebebasan klien.
·         Menurut May (1961) tugas terapis diantarnya membantu klien agar menyadari keberadaannya daam dunia: “Ini adalah saat ketika pasien melihat dirinya sebagai orang yang terancam, yang hadir di dunia yang mengancam dan sebagai subjek yang memiliki dunia”

·         Menurut Frankl (1959) peran terapis ialah sebagai “spesialis mata daripada sebagai pelukis”, yang bertugas “memperluas dan memperlebar visual pasien sehingga spectrum keseluruhan dari makna dan nilai-nilai menjadi disadari dan dapat diamati oleh pasien”.



Referensi
Corey, G. (2007). Teori dan praktek konseling dan psikoterapi. Bandung: Refika Aditama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar