Konsep dasar teori dari pandangan humanistic
- Konsep
Utama Humanistik
Pendekatan
eksistensial-humanistik merupakan suatu pendekatan yang mencakup terapi-terapi
yang berlainan yang kesemuanya berlandaskan konsep dan asumsi tentang manusia.
yang berlainan yang kesemuanya berlandaskan konsep dan asumsi tentang manusia.
·
Kesadaran diri
Manusia
memiliki kesanggupan untuk menyadari dirinya sendiri, suatu kesanggupan yang
unik dan nyata sehingga memungkinkan manusia mampu berpikir dan memutuskan.
·
Kebebasan, tanggung
jawab, dan kecemasan
Kesadaran
atas kebebasan dan tanggung jawab bisa menimbulkan kecemasan yang menjadi
atribut dasar pada manusia.
·
Penciptaan makna
Kegagalan
dalam menciptakan hubungan yang bermakna bisa menimbulkan kondisi-kondisi
isolasi, depersonalisasi, alineasi, keterasingan, dan kesepian. Manusia juga
berusaha untuk mengaktualkan diri, yaitu mengungkapkan potensi-potensi
manusiawinya.
- Proses-Proses
Terapeutik
·
Tujuan Terapeutik
1. Agar
klien mengalami keberadaanya secara otentik dengan menjadi sadar atas
keberadaan dan potensi serta sadar bahwa klien tersebut dapat membuka diri dan
bertindak berdasarkan kemampuannya.
2. Meluaskan
kesadaran klien, dan karenanya meningkatkan kesanggupan pilihannya, yaitu
menjadi bebas dan bertanggung jawaab atas arah hidupnya.
3. Membantu
klien agar menghadapi kecemasan sehubungan dengan tindakan memilih diri, dan
menerima kenyataan bahwa dirinya lebih dari sekadar korban kekuatan
deterministic di luar dirinya.
- Fungsi
dan Peran Terapis
·
Tugas utama terapis
adalah berusaha memahami klien sebagai ada dalam dunia. Teknik yang digunakan
mengu]ikuti alih-alih mendahului pemahaman.
·
Buhlen dan Allen (1972)
sepakat bahwa psikoterapi difokuskan pada pendekatan terhadap hubungan
manusiaalih-alih system teknik. Menurut Buhlen dan Allen, para ahli psikologi
humanistic memiliki orientasi bersama yang mencakup :
1) Mengakui
pentingnya pendekatan pribadi.
2) Menyadari
pran dari tanggung jawab terapis.
3) Mengakui
sifat timbal balik dari hubungan terapeutik.
4) Berorientasi
pada pertumbuhan.
5) Menekankan
keharusan terapis terlibat dengan klien sebagai suatu pribadi yang menyeluruh.
6) Mengakui
bahwa keputusan dan pilihan akhir ada pada klien.
7) Memandang
terapis sebagai model
8) Mengakui
kebebasan klien untuk mengungkapkan pandangan dan untuk mengembangkan tujuan
dan nilainya sendiri.
9) Bekerja
ke arah mengurangi kebergantungan klien serta meningkatkan kebebasan klien.
·
Menurut May (1961)
tugas terapis diantarnya membantu klien agar menyadari keberadaannya daam
dunia: “Ini adalah saat ketika pasien melihat dirinya sebagai orang yang
terancam, yang hadir di dunia yang mengancam dan sebagai subjek yang memiliki
dunia”
·
Menurut Frankl (1959)
peran terapis ialah sebagai “spesialis mata daripada sebagai pelukis”, yang
bertugas “memperluas dan memperlebar visual pasien sehingga spectrum
keseluruhan dari makna dan nilai-nilai menjadi disadari dan dapat diamati oleh
pasien”.
Referensi
Corey, G. (2007). Teori dan praktek konseling dan psikoterapi. Bandung: Refika Aditama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar