Konsep dasar teori psikoanalisis
Psikoanalisis
adalah sebuah model perkembangan kepribadian, filsafat tentang sifat manusia,
dan metode psikoterapi.
Adapun
Konsep Utama dalam Psikoanalisa :
1. Struktur
Kepribadian
·
Id
Id adalah komponen biologis, system
kepribadian yang orisinil; kepribadian setiap orang hanya terdiri dari id
ketika dilahirkan. Id bersifat tidak logis, amoral, dan di dorong oleh suatu
kepentingan.
·
Ego
Ego adalah komponen psikologis,
eksekutif dari kepribadian yang memerintah, mengendalikan, dan mengatur. Ego
memiliki kontak dengan dunia eksternal dari kenyataan. Tugas utama ego adalah
memperantarai naluri dengan lingkungan sekitar. Ego mengendalikan kesadaran dan
melaksanakan sensor, dengan diatur oleh asas kenyataan, ego berlaku realistis
dannberfikir logis serta merumuskan rencan-renacana tindakan bagi pemuasaan
kebutuhan.
·
Superego
Superego adalah cabang moral atau
hokum dari kepribadian. Superego memiliki tugas utama yaitu menilai apakah
suatu tindakan baik atau buruk, pantas atau tidak pantas untuk dilakukan, benar
atau salah. Superego mempreesentasikan nilai-nilai tradisional dan ideal-ideal
masyarakat yang diajarkan oleh orang tua pada anaknya.
2. Pandangan
tentang sifat manusia
Pandangan Freudian tentang sifat
manusia pada dasarnya pesimistik, deterministic, mekanistik, dan
reduksionistik. Menurut Freud, manusia dideterminasi oleh kekuatan irasional,
motivasi-motivasi tidak sadar, kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan
biologis dan naluriah, dan peristiwa-peristiwa psikoseksual yang terjadi selama
lima tahun pertama dari kehidupan.
3. Kesadaran
dan ketidaksadaran
Ketidaksadaran dipelajari melalui
tingkah laku, pembuktian secara klinis guna membuktikan konsep ketidaksadaran
yang mencakup mimpi-mimpi, salah ucap atau lupa, sugesti-sugesti pascahipnotik,
bahan-bahan yang bersal dari teknik asosiasi bebas, dan bahan yang berasal dari
teknik proyektif.
Bagi Freud, kesadaran merupakan
bagian terkecil dari keseluruhan jiwa. Seperti gunung es yang mengapung dimana
bagian terbesarnya berada di bawah permukaan air, bagian jiwa yang terbesar
berada di bawah permukaan kesadaran.
Sasaran terapi psikoanalitik adalah
membuat motif tak sadar menjadi disadari, sebab hanya ketika menyadari motifnya
individu bisa melakasanakan pilihan.
4. Kecemasan
Kecemasan adalah suatu keadaan
tegang yang memotivasi individu untuk berbuat sesuatu. Kecemasan ada tiga,
yaitu
·
Kecemasan realisits :
ketakutan terhadap bahaya dari dunia eksternal, dan taraf kecemasannya sesuai
dengan derajat ancaman yang ada.
·
Kecemasan neurotic :
ketakutan terhadap tidak terkendalinya naluri-naluri yang menyebabkan individu
melakukan suatu tindakan yang bisa melanggar hukum.
·
Kecemasan moral :
ketakutan terhadap hati nurani sendiri
5.
Mekanisme Pertahanan
Ego
Mekanisme
pertahanan ego membantu individu mengatsi kecemasan dan mencegah terlukanya ego.
Mekanisme pertahanan ego tidak selalu patologis dan bisa memiliki nilai
penyesuaian jika tidak menjadi suatu gaya hidup.
Beberapa bentuk
mekanisme pertahanan ego :
·
Penyangkalan
Yaitu pertahanan
melawan kecemasan dengan “menutup mata”
terhadap keberadaan kenyataan yang mengancam.
·
Proyeksi
Yaitu
mengalamatkan sifat-sifat tertentu yang tidak bisa diterima oleh ego orang
lain.
·
Fiksasi
Yaitu menjadi “terpaku” pada tahap
perkembangan yangb lebih awal .
·
Regresi
Yaitu melangkah mundur ke fase
perkembangan yang lebih awal yang tuntutannya tiak
terlalu besar.
terlalu besar.
·
Rasionalisasi
Yaitu menciptakan alas an yang “baik” untuk
menghindari ego dari cedera.
·
Sublimasi
Yaitu memggunakan jalan keluar yang lebih
tinggi atau yang secara social lebih dapat
diterima bagi dorongan-dorongannya.
diterima bagi dorongan-dorongannya.
·
Displacment
Yaitu mengarahkan energi kepada objek lain
bila objek yang sesunggunya tidak dapat
dijangkau.
dijangkau.
·
Represi
Yaitu
melupakan isi kesadaran yang traumatis atau bisa membangkitkan kecemasan.
·
Formasi reaksi
Yaitu melakukan tindakan yang berlawanan
dengan hasrat tak sadar.
6.
Perkembangan
Kepribadian
·
Pentingnya perkembangan
awal
1.
Tahun pertama
kehiidupan : Fase oral
Zone erogen yang
peka pada fase oral adalah mulut dan bibir. Pada fase oral, rasa percaya
seperti percaya pada orang lain, dunia, dan diri sendiri dinilai penting. Sebab
anak-anak yang menaglami kegagalan pada fase oral, anak tersebut akan tumbuh
menjadi pribadi yang penakut, tidak aman, haus akan perhatian, iri, agresif,
benci, dan kesepian.
2.
Usia satu sampai tiga
tahun : Fase anal
Tugas yang harus
diselesaikan pada fase anal adalah belajar mandiri, memiliki kekuatan pribadi
dan otonom, serta beljar bagimana mengakui dan menangani perasaan negative.
Selama fase anal, anka diapastikan mengalami perasaan negative seperti benci,
marag, agresif
3.
Usia tiga samapai lima
tahun : Fase falik
Selama masa falik,
aktivitas seksual menjadi klebih intens dan perhatian dipusatkan pada alat
kelamin.
B.
Proses Terapeutik
Tujuan Terapeutik
adalah membentuk kembali struktur karakter individu dengan jalan membuat
kesadaran yang tak disadari di dalam diri klien. Proses terapeutik difokuskan
pada upaya mengalami kembali pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak.
Fungsi
dan Peran Terapis
Karakteristik psikoanalisis adalah
terapis atau analis membiarkan dirinya anonym serta hanya
berbagi sedikit perasaan dan pengalaman sehingga klien memproyeksikan dirinya kepada
analis. Analis berurusan dalam membantu klien mencapai kesadaran diri, kejujuran,
keefektifan dalam melakukan hubungan personal.
berbagi sedikit perasaan dan pengalaman sehingga klien memproyeksikan dirinya kepada
analis. Analis berurusan dalam membantu klien mencapai kesadaran diri, kejujuran,
keefektifan dalam melakukan hubungan personal.
Selama terapi , klien sebagian besar
berbicara akan masalah yang dialaminya sedangkan
analis menjadi pendengar dan berusaha untuk mengetahui kapan seorang analis harus
membuat penafsiran yang layak untuk mempercepat proses penyingkapan hal-hal yang tidak
disadari.
analis menjadi pendengar dan berusaha untuk mengetahui kapan seorang analis harus
membuat penafsiran yang layak untuk mempercepat proses penyingkapan hal-hal yang tidak
disadari.
C.
Teknik Dasar Terapi Psikoanalitik
1. Asosiasi Bebas
Asosiasi bebas adalah suatu metode
pemanggilan kembali pengalaman masa lalu dan pelepasan
emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi traumatic di masa lampau, yang dikenal dengan
sebutan katarsis. Dalam terapi asosiasi bebas biasnaya klien berbaring di atas balai-balai sementara
analis duduk di belakang sehingga mengalihkan perhatian klien.
emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi traumatic di masa lampau, yang dikenal dengan
sebutan katarsis. Dalam terapi asosiasi bebas biasnaya klien berbaring di atas balai-balai sementara
analis duduk di belakang sehingga mengalihkan perhatian klien.
2.
Penafsiran
Penafsiran adalah prosedur dasar dalam
menganalisis asosiasi bebas, mimpi-mimpi,
resistensi- resistensi, dan transfarensi-transfarensi. Fungsi penafsiran adalah mendorong ego
untuk mengasimilasibahan baru dan mempercepat proses penyingkapan bahan tak sadar
lebih lanjut.
resistensi- resistensi, dan transfarensi-transfarensi. Fungsi penafsiran adalah mendorong ego
untuk mengasimilasibahan baru dan mempercepat proses penyingkapan bahan tak sadar
lebih lanjut.
3.
Analisis mimpi
Analisis
mimpi adalah prosedur yang penting untuk menyingkap bahan yang tak disadari dan
memberikan pemahaman kepada klien atas beberapa area masalah yang tidak
terselesaikan. Mimpi-mimpi memiliki dua taraf isi, yaitu isi laten (motif yang
disamarkan, tersembunyi, simbolik, dan tak disadari) dan isi manifest (impian
sebagaimana yang tampil pada si pemimpi).
4.Analisis
dan penafsiran resistensi
Resistensi,
sebuah konsep yang fundamental dalam praktek terapi psikoanalitik adalah
sesuatu yang melawan kelangsungan terapi dan mencegah klien mengemukakan bahan
yang tak disadari.
5.Analisis
dan penafsiran transferensi
Analisis
transferensi adalah teknik yang utama dalam psikoanalisis, sebab mendorong
klien untuk menghidupkan kembali masa lampaunya dalam terapi. Penafsiran
transfarensi memungkinkan klien mampu memperoleh pemahaman atas sifat dari
fiksasi dan derivasi serta menyajikan pemahaman tentang pengaruh masa lampau
terhadap kehidupannya sekarang.
Referensi
Corey, G. (2007). Teori dan
praktek konseling dan psikoterapi. Bandung: Refika Aditama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar