Person Centered Therapy (Rogers)
Rogers
mengembangkan terapi person centered sebagai reaksi terhadap apa yang
disebutnya keterbatasan mendasar dari psikoanalisis. Pada hakikatnya,
pendekatan person centered adalah cabang khusus dari terapi humanistic yang
menggarisbawahi tindakan mengalami klien berikut dunia subjektif dan
fenomenalnya. Pandangan person centered tentang sifat manusia menolak konsep
tentang kecenderungan negatif dasar. Model person centered menolak konsep yang
memandang terapis sebagai otoritas yang mengetahui yang terbaik dan yang
memandang klien sebagai manusia pasif yang hanya mengikuti perintah terapis
1. Ciri-Ciri
Pendekatan Person Centered
Rogers
(1974) menjabarkan ciri yang membedakan pendekatan person centered dibandingkan
dengan pendekatan lain :
·
Person centered
difokuskan pada tanggung jawab dan kesanggupan klien untuk
menemukan cara menghadapi kenyataan secara lebih penuh.
menemukan cara menghadapi kenyataan secara lebih penuh.
·
Person centered
menekankan dunia fenomenal klien.
Prinsip
terapi person centered diterapkan pada individu yang fungsi psikologisnya
berada pada taraf yang relative normal maupun pada individu yang derajarat
penyimpangan psikologisnya lebih besar.
2. Hubungan
Terapis dan Klien
Rogers
(1961) merangkum hipotesis dasar terapi person centered “Jika saya bisa
menyajikan suatu tipe hubungan, maka orang lain akan menentukan dalam dirinya
sendiri kesanggupan menggunakan hubungan itu untuk pertumbuhan dan perubahan,
sehingga perkembangan pribadi pun akan terjadi”.
Menurut
Rogers (1967), terdapat keenam kondisi yang diperlukan dan memadai bagi
pengubahan perilaku :
·
Dua orang berada dalam
hubungan psikologis.
·
Orang pertama, yang akan
kita sebut klien ada dalam keadaan tidak selaras, peka, dan
cemas.
cemas.
·
Orang kedua, yang akan
kita sebut terapis ada dalam keadaan selaras atau terintegrasi dalam
berhubungan.
·
Terapis merasakan
perhatian positif tak bersyarat terhadap
klien.
·
Terapis merasakan
pengertian yang empatik terhadap kerangka acuaninternal klien dan berusaha
mengkomunikasikan perasaannya ini kepada klien.
·
Komunikasi pengertian
empatik dan rasa hormat yang positif tak bersyarat dari terapis kepada klien
setidaknya dapat dicapai.
Ada
tiga ciri atau sikap pribadi terapis yang membentuk bagian tengah hubungan
terapeutik :
·
Keselarasan dan
kesejatian.
·
Perhatian positif tak
bersyarat.
·
Pengertian empatik yang
akurat.
3. Sumbangan
Pendekatan Person Centered
Pendekatan person centered dengan berbagai
cara memberikan sumbangan kepada situasi konseling
individual maupun kelompok:
individual maupun kelompok:
·
Pendekatan person
centered memberikan landasan humanistic bagi usaha memahami dunia subjektif
klien.
·
Pendekatan person
centered memberikan peluang yang jarang kepada klien untuk sungguh-sungguh
didengar dan mendengar
·
Pendekatan person
centered menyajikan kepada klien umpan balik langsung dan khas dari apa yang
bari dikomunkasikannya.
Menurut
Rogrs (1961) pendekatan person centered memiliki implikasi bagi psikoterapi, pelatihan
para petugas kesehatan mental, kehidupan keluarga, dan bagi segenap hubungan
interpersonal.
4. Keterbatasan
Terapi Person Centered
·
Sejumlah praktisi
menyalahtafsirkan atau menyederhanakan sikap sentral dari posisi person
centered. Tidak semua konselor bisa mempraktekan terapi person centered, karena
banyak konselor yang tidak mempercayai filsafat yang melandasinya.
·
Adanya jalan yang
menyebabkan sejumlah praktisi menjadi terlalu terpusat pada klien sehingga
praktisi kehilangan rasa sebagai pribadi yang unik.
Referensi
Corey, G. (2007). Teori dan praktek konseling dan psikoterapi. Bandung: Refika Aditama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar