Kamis, 23 April 2015

Artikel 3 Person Centered Therapy (Rogers)

 Person Centered Therapy (Rogers)
Rogers mengembangkan terapi person centered sebagai reaksi terhadap apa yang disebutnya keterbatasan mendasar dari psikoanalisis. Pada hakikatnya, pendekatan person centered adalah cabang khusus dari terapi humanistic yang menggarisbawahi tindakan mengalami klien berikut dunia subjektif dan fenomenalnya. Pandangan person centered tentang sifat manusia menolak konsep tentang kecenderungan negatif dasar. Model person centered menolak konsep yang memandang terapis sebagai otoritas yang mengetahui yang terbaik dan yang memandang klien sebagai manusia pasif yang hanya mengikuti perintah terapis
1.   Ciri-Ciri Pendekatan Person Centered
Rogers (1974) menjabarkan ciri yang membedakan pendekatan person centered dibandingkan dengan pendekatan lain :
·   Person centered difokuskan pada tanggung jawab dan kesanggupan klien untuk
menemukan cara menghadapi kenyataan secara lebih penuh.
·   Person centered menekankan dunia fenomenal klien.
Prinsip terapi person centered diterapkan pada individu yang fungsi psikologisnya berada pada taraf yang relative normal maupun pada individu yang derajarat penyimpangan psikologisnya lebih besar.
2.   Hubungan Terapis dan Klien
Rogers (1961) merangkum hipotesis dasar terapi person centered “Jika saya bisa menyajikan suatu tipe hubungan, maka orang lain akan menentukan dalam dirinya sendiri kesanggupan menggunakan hubungan itu untuk pertumbuhan dan perubahan, sehingga perkembangan pribadi pun akan terjadi”.
Menurut Rogers (1967), terdapat keenam kondisi yang diperlukan dan memadai bagi pengubahan perilaku :
·      Dua orang berada dalam hubungan psikologis.
·      Orang pertama, yang akan kita sebut klien ada dalam keadaan tidak selaras, peka, dan
cemas.
·      Orang kedua, yang akan kita sebut terapis ada dalam keadaan selaras atau terintegrasi dalam berhubungan.
·      Terapis merasakan perhatian positif tak bersyarat  terhadap klien.
·      Terapis merasakan pengertian yang empatik terhadap kerangka acuaninternal klien dan berusaha mengkomunikasikan perasaannya ini kepada klien.
·      Komunikasi pengertian empatik dan rasa hormat yang positif tak bersyarat dari terapis kepada klien setidaknya dapat dicapai.
Ada tiga ciri atau sikap pribadi terapis yang membentuk bagian tengah hubungan terapeutik :
·      Keselarasan dan kesejatian.
·      Perhatian positif tak bersyarat.
·      Pengertian empatik yang akurat.
3.   Sumbangan Pendekatan Person Centered
     Pendekatan person centered dengan berbagai cara memberikan sumbangan kepada situasi konseling
     individual maupun kelompok:
·      Pendekatan person centered memberikan landasan humanistic bagi usaha memahami dunia subjektif klien.
·      Pendekatan person centered memberikan peluang yang jarang kepada klien untuk sungguh-sungguh didengar dan mendengar
·      Pendekatan person centered menyajikan kepada klien umpan balik langsung dan khas dari apa yang bari dikomunkasikannya.
Menurut Rogrs (1961) pendekatan person centered memiliki implikasi bagi psikoterapi, pelatihan para petugas kesehatan mental, kehidupan keluarga, dan bagi segenap hubungan interpersonal.
4.   Keterbatasan Terapi Person Centered
·      Sejumlah praktisi menyalahtafsirkan atau menyederhanakan sikap sentral dari posisi person centered. Tidak semua konselor bisa mempraktekan terapi person centered, karena banyak konselor yang tidak mempercayai filsafat yang melandasinya.
·      Adanya jalan yang menyebabkan sejumlah praktisi menjadi terlalu terpusat pada klien sehingga praktisi kehilangan rasa sebagai pribadi yang unik.



Referensi

Corey, G. (2007). Teori dan praktek konseling dan psikoterapi. Bandung: Refika Aditama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar