Tugas ini ada juga di blog saya nurulpsikologi.blogspot.com
CERITA RAKYAT “ TELAGA WARNA ”
Dahulu
kala terdapat sebuah kerajaan di daerah Jawa Barat. Kerajaan tersebut dipimpin
oleh seorang Prabu dan Permaisuri yang sangat bijaksana. Rakyat kerajaan ini
hidup makmur, damai, dan sejahtera.
Namun
suatu saat Prabu dan Permaisuri merasa gelisah, karena sudah lama keduanya
mengharapkan hadirnya seorang anak tapi, sampai saat ini keduanya masih belum
dikarunia seorang anak. Penasihat Prabu yang mengetahui hal ini menyarankan
agar Prabu dan Permaisuri mengangkat
seorang anak tapi, Prabu menolaknya dengan tegas, karena merasa lebih baik jika
anak sendiri daripada anak angkat. Kegelisahan yang tak kunjung henti, membuat Permaisuri
sering menangis sendirian, Prabu pun juga merasakan kesedihan yang dialami Permaisurinya.
Hingga akhirnya Prabu memutuskan pergi ke hutan untuk bertapa dan seraya
memohon agar dikaruniai seorang anak, berbulan-bulan lamanya Prabu berdoa. Pada
akhirnya, doanya terkabul dan Permaisuri pun hamil.
Rakyat
yang mengetahui kabar dari keluarga kerajaan bahwa ratu hamil turut berbahagia.
Ketika melahirkan ternyata anak Permaisuri adalah perempuan yang begitu cantik
dan lucu. Betapa bahagianya Prabu dan Permaisuri penantiannya mengharapkan
seorang anak kini telah usai.
Prabu dan Permaisuri begitu memanjakan puterinya, apapun yang diinginkan puterinya
sebisa mungkin Prabu dan Permaisuri menuruti keinginan puterinya. Karena
kebiasaan Prabu dan Permaisuri yang begitu memanjakan puterinya, sehingga sang
puteri memiliki perilaku yang kurang baik bahkan tak segan berkata kasar pada
siapapun bila keinginannya tak dapat dituruti.
Hari demi hari sang puteri kian
tumbuh menjadi gadis yang dewasa namun perilakunya tak kunjung berubah.
Sebentar lagi sang puteri akan berusia tujuh belas tahun. Rakyat yang
mengetahui hal ini memberikan banyak hadiah kepada Prabu dan Permaisuri untuk
puteri mereka. Bahkan Prabu dan Permaisuri pun turut mempersiapkan hadiah bagi
puterinya, berupa emas dan permata yang dileburkan menjadi sebuah kalung yang
sangat indah
oleh tukang perhiasan yang dimintai tolong oleh Prabu. Pada saat hari kelahiran
sang puteri, Prabu dan Permaisuri pun memberikan
kalung yang sangat indah
tersebut. Namun begitu
terkejutnya Prabu dan Permaisuri mengetahui
bahwa sang puteri menolak kalung tersebut untuk dipakaikan di lehernya karena
menurutnya kalung itu sangat jelek dan tak pantas baginya, sehingga sang puteri
langsung melemparkan kalung itu hingga butiran-butiran permata yang indah tersebut terurai
ke lantai. Permaisuri
yang terlihat tak menyangka, melihat sikap puterinya seperti itu, langsung
menundukkan wajahnya ke lantai dan butiran air mata pun jatuh membasahi lantai.
Prabu dan seluruh rakyat pun ikut menangis. Tiba-tiba di tempat kalung yang dijatuhkan sang puteri muncul sebuah
mata air yang makin lama makin besar hingga istana tenggelam. Tak hanya itu,
seluruh kerajaan pun tergenang oleh air, hingga membentuk sebuah danau yang
luas.